Rabu, 31 Juli 2019

MANAJEMEN PEMBELAJARAN

RESUME 2
MANAJEMEN KELAS di SD
Tentang
MANAJEMEN PEMBELAJARAN



OLEH:
Lina Delviza
1620228
PGSD

DOSEN PENGAMPU : Yessi Rifmasri, M.Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR ( PGSD )
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
( STKIP ) ADZKIA
2018/2019



RESUME
MANAJEMEN PEMBELAJARAN

A. KONSEP MANAJEMEN PEMBELAJARAN

Pengertian Manajemen
Manajemen menurut para ahli, yaitu:
Menurut Terry, 1973:7 (dalam Syafaruddin dan Nasution tahun 2005) berpendapat bahwa “ The management is the process of getting thing done by the effort of other people”. Manajemen adalah proses memperoleh tindakan melalui usaha orang lain.
Johnson,dkk (1978:16 dalam Syafaruddin dan Nasution tahun 2005) menjelaskan bahwa “ these basic managerial processes are required for any type organization business, goverment, education, social and other activities where human and physycal resources are combined to meet certain objectives”. Artinya, aktivitas manajerial berlagsung pada organisasi bisnis, pemerintahan, pendidikan, sosial dan organisasi lain dimana unsur manusia dan sumber daya fisik dipadukan untuk mencapai tujuan organisasi.
Harold Koontz & O’ Donnel dalam bukunya yang berjudul “ Principles of Management” mengemukakan, “manajemen adalah berhubungan dengan pencapaian sesuatu tujuan yang dilakukan melalui dan dengan orang-orang lain.
Oei Liang Lie, manajemen adalah ilmu dan seni perencanaan, pengorganisasian,  pengarahan, pengkoordinasian, dan pengawasan sumber daya manusia dan alam, terutama sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Manajemen adalah suatu proses memadukan sumber daya yang tidak berhubungan kedalam keseluruhan sistem untuk pencapaian tujuan. Manajemen berusaha memfokuskan perhatian atas proses pokok administrasi mencakup perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan yang sangat esensial jika organisasi ingin mencapai tujuan dan sasaran utamanya. Maka, manajemen dapat diartikan sebagai aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan, agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya.

Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Menurut Mulyasa (dalam Jurnal Manajemen Pendidikan Islam) pembelajaran ialah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik.
Menurut Sudiwo (dalam Jurnal Manajemen Pendidikan Islam)  pembelajaran merupakan interaksi belajar mengajar dalam suasana interaktif yang terarah pada tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
Maka, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang diusahakan dalam rangka agar orang dapat melakukan aktivitas belajar dengan harapan mewujudkan tujuan pembelajaran.

Pengertian Manajemen Pembelajaran
Manajemen pembelajaran merupakan keterampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan mengendalikannya jika terdapat gangguan dalam pembelajaran. Manajemen pembelajaran adalah cara guru menjalankan dan mengontrol aktivitas kelas  yang ada hubungannya dengan pekerjaan guru sebagai manajer kelas.
Menurut Arikunto (dalam Jurnal Manajemen Pendidikan Islam) manajemen pembelajaran adalah suatu usaha yang dilakukan guru dalam pembelajaran atau orang yang membantunya dengan maksud agar tercapai kondisi optimal, sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar yang diharapkan.
Menurut Nasution ((dalam Jurnal Manajemen Pendidikan Islam) manajemen pembelajaran adalah kepemimpinan atau ketatalaksanaan yang dilakukan oleh guru dalam praktek penyelenggaraan pembelajaran dikelas.
Jadi dapat disimpulkan bahwa manajemen pembelajaran adalah cara seorang guru mengatur kelasnya dan mengembangkan tingkah laku siswa yang diinginkan serta mengurangi atau meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan, mengembangkan hubungan interpersonal dan sistem emosional yang positif, serta mengembangkan dan mempertahankan organisasi kelas yang positif.

B. TUJUAN MANAJEMEN PEMBELAJARAN
Menurut Erwinsyah (dalam jurnal Manajemen Pendidikan Islam Vol.5 No. 1) tujuan manajemen pembelajaran ada 2 yaitu :
  1. Tujuan utama manajemen pembelajaran adalah untuk menghemat waktu dan tenaga. Manajemen pembelajaran juga bertujuan agar setiap siswa yang terdapat dalam suatu kelas dapat belajar dan bekerja dengan tertib sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien.
  2. Tujuan khusus manajemen pembelajaran dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi yang memungkinkan siswa belajar, serta membatu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan.

Menurut Fattah,2004 tujuan manajemen pembelajaran yaitu:

  1. Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang aktif, inovativ, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM).
  2. Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagaman, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, keterampilan yang diperlukannya, masyarakat, bangsa, dan negara.
  3. Terpenuhi salah satu dari 5 kompetensi tenaga pendidikan.
  4. Tercapainya tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.
  5. Terbekalinya tenaga pendidik dengan teori tentang proses dan tugas administrasi pendidikan.
  6. Teratasinya masalah mutu pendidikan.
  7. Terciptanya perencanaan pendidikan yang merata, bermutu, relevan, dan akuntabel.
  8. Meningkatkan citra positif pendidikan.


KEBIJAKAN tentang MANAJEMEN PEMBELAJARAN

PERAN GURU dalam MANAJEMEN KELAS
Beberapa peran guru dalam manajemen kelas yaitu sebagai berikut:

1. Guru sebagai Pendidik

Guru adalah pendidik yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi para peserta didik dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas tertentu yang mencangkup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin.

2. Guru sebagai Pengajar

Guru harus berusaha membuat sesuatu menjadi jelas bagi peserta didik dan terampil dalam memecahkan masalah.

3. Guru sebagai Pembimbing

Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bertanggung jawab atas kelancaran perjalanan itu.

4. Guru sebagai Pelatih

Proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan keterampilan baik intelektual maupun motorik, sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai pelatih.

5. Guru sebagai Penasehat

Guru adalah seorang penasehat bagi peserta didik juga bagi orang tua, meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasehat dan dalam beberapa hal tidak dapat diharapkan untuk menasehati orang lain.

6. Guru sebagai Pembaharu (Inovator)

Guru menerjemahkan pengalaman yang telah lalu kedalam kehidupan yang bermakna bagi peserta didik. Dalam hal ini, terdapat jurang yang dalam dan luas antara generasi yang satu denga generasi yang lainnya, demikian hal nya pengalaman orang tua memiliki arti lebih kuat.

7. Guru sebagai Model dan Teladan

Guru merupakan model dan teladan bagi peserta didik dan semua orang yang menganggap dia sebagai guru. Perilaku guru sangat mempengaruhi peserta didik harus berani mengembangkan gaya hidup pribadinya.

8. Guru sebagai Pribadi

Guru harus memiliki kepribadian yang mencerminkan seorang pendidik. Ungkapan yang sering dikemukakan adalah bahwa “ guru bisa digugu dan ditiru”. Digugu maksudnya bahwa pesan-pesan yang disampaikan guru bisa dipercaya untuk dilaksanakan dan pola hidupnya bisa ditiru dan diteladani.

9. Guru sebagai Peneliti

Guru adalah sebagai orang yang telah mengenal metodologi tentunya ia tahu apa yang harus dilakukan, yakni peneliti.
Guru sebagai Pendorong Kreatifitas
Guru senantiasa menemukan cara yang lebih baik dalam melayani peserta didik, sehingga peserta didik akan menilainya bahwa ia memang kreatif dan tidak melakukan sesuatu yang rutin saja. Kreatifitas menunjukan bahwa apa yang akan dikerjakan oleh guru sekarang lebih baik dari yang dikerjakan sebelumnya.
Guru sebagai Pembangkit Pandangan
Dalam hal ini guru dituntut untuk memberikan dan memelihara pandangan tentang keagungan kepada peserta didiknya.

10. Guru sebagai Pekerja Rutin

Guru bekerja dengan keterampilan dan kebiasaan tertentu, serta kegiatan rutin yang amat diperlukan dan seringkali memberatkan. Jika kegiatan tersebut tidak dilaksanakan dengan baik, maka bisa mengurangi atau merusak keefektifan guru pada semua peranananya.

11. Guru sebagai Pemindah Kemah

Guru harus memahami hal yang bermanfaat dan tidak bermanfaat bagi peserta didiknya.

12. Guru sebagai Pembawa Cerita

Guru tidak takut menyampaikan cerita-cerita tentang kehidupan, karena ia tahu bahwa sepenuhnya cerita itu sangat bermanfaat bagi manusia.

13. Guru sebagai Aktor

Sebagai aktor guru melakukan penelitian tidak terbatas pada materi yang harus ditransfer melainkan juga tentang kepribadian manusia sehingga mampu memahami respon-respon pendengar, dan merencanakan kembali pekerjaannya sehingga dapat dikontrol.

14. Guru sebagai Emansipator

Guru telah melakukan peran sebagai emansipator ketika peserta didik yang dicampakkan secara moril dan mengalami berbagai kesulitan dibangkitkan kembali sebagai pribadi yang percaya diri.

15. Guru sebagai Evaluator

Guru berperan sebagai evaluator yaitu pada saat ia mampu menentukan/ menilai kemampuan yang dimiliki peserta didik.

16. Guru sebagai Kulminator

Guru adalah orang yang mengarahkan prose pembelajaran secara bertahap dari awal hingga akhir.


KODE ETIK GURU
Kode etik guru Indoneasia dapat dirumuskan sebagai himpunan- himpunan nilai-nilai dan norma-norma profesi guru yang tersusun dengan baik dan sistematik dalam suatu sistem yang utuh dan bulat ( Soetjipto dan Kosasi, 1999: 34). Kode etik guru Indonesia antara lain:
  1. Guru berbakti mebimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila.
  2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional.
  3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan.
  4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar mengajar.
  5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta rasa tanggung jawab terhadap pendidikan.
  6. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya.
  7. Guru memelihara hubungan profesi, semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial.
  8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.
  9. Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan.







DAFTAR RUJUKAN

Syafaruddin dan Nasution. 2005. Manajemen Pembelajaran. Jakarta: Quantum
Teaching
Triwiyanto, Teguh. 2015. Manajemen Kurikululum dan Pembelajaran. Jakarta:
Bumi Aksara
Soetjipto dan Kosasi. 1999. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta
Erwinsyah, Alfian. 2017. Manajemen Pembelajaran dalam Kaitannya dengan
Peningkatan Kualitas Guru, Jurnal Pendidikan Islam Vol.5 No.1. Diakses
pada hari Selasa, 30 Juli 2019 pukul 13.52 WIB
Suryapermana, Nana. 2016. Manajemen Pembelajaran dalam Dunia Pendidikan,
Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Vol.1 No.2. Diakses pada hari selasa,
30 Juli 2019 pukul 13.56 WIB

Senin, 29 Juli 2019

RESUME
MANAJEMEN KELAS di SD
Tentang
e – Book Berkaitan dengan
Menjelaskan Prinsip Belajar Mengajar dan Keterampilan Dalam Mengajar





Di Susun Oleh :
LINA DELVIZA
:
1620228



Dosen Pembimbing:
Yessi Rifmasari, M.Pd

PROGRAM  STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN ADZKIA
PADANG
2019


Resume E – BOOK 
Berkaitan dengan
Menjelaskan Prinsip Belajar Mengajar
dan Keterampilan Dalam Mengajar di SD

A. Prinsip belajar dan mengajar
Prinsip-prinsip belajar berikut ini dikemukakan oleh para ahli bidang psikologi pendidikan (Sagala, 2011):

  1. Law of effect yaitu bila hubungan antara stimulus dengan respon terjadi dan diikuti dalam keadaan memuaskan, maka hubungan itu diperkuat.
  2. Spread of effect yaitu reaksi emosional yang emosional yang mengiringi kepuasan itu tidak terbatas kepada sumber utama pemberi kepuasan, tetapi kepuasan mendapat pengetahuan baru.
  3. Law of exercise yaitu hubungan antara perangsang dan reaksi diperkuat dengan latihan dan penguasaan, sebaliknya hubungan itu melemahkan jika dipergunakan.
  4. Law of readiness yaitu bila satuan-satuan dalam sistem syaraf telah siap berkonduksi, dan hubungan itu berlangsung, maka terjadinya hubungan itu akan memuaskan.
  5. Law of primacy yaitu hasil belajar yang diperoleh melalui kesan pertama akan sulit digoyahkan.
  6. Law of intensity yaitu belajar memberi makna yang dalam apabila diupayakan melalui kegiatan yang dinamis.
  7. Law of recency yaitu bahan yang baru dipelajari akan lebih mudah diingat.
  8. Fenomena kejenuhan
  9. Belongingness yaitu keterikatan bahan yang dipelajari pada situasi belajar akan mempermudah berubahnya tingkah laku



B. Belajar dan Mengajar
Belajar
Belajar adalah tindakan mendapatkan pengalaman, pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dengan memahami apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukan tugas apa pun dengan mensintesis berbagai jenis informasi yang dirasakan.
Belajar adalah proses yang menempati peran penting dalam membentuk struktur kepribadian dan perilaku kita. Ini mengembangkan perilaku yang diterima secara sosial dan juga ada peluang yang sama untuk membangun sisi negatif dari perilaku manusia. Kebutuhan belajar untuk memenuhi beberapa kebutuhan pribadi karena merupakan tujuan dan berorientasi pada tujuan. Mengenali dan mengidentifikasi kebutuhan semacam itu memungkinkan kita untuk mengevaluasi apakah pembelajaran itu telah berhasil.
Belajar menurut beberapa ahli ialah:

  1. Belajar adalah proses dimana perilaku berasal atau berubah melalui latihan atau pelatihan. (Kingsley dan Garry, 1957)
  2. Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam potensi perilaku yang terjadi sebagai hasil dari latihan yang diperkuat (Kimble 1961)
  3. Belajar adalah perolehan dari perilaku baru atau penguatan atau melemahnya perilaku lama sebagai hasil dari pengalaman. (Henry P Smith)

Menurut Cronbach, Harold Spears, dan Geoch (dalam Sardiman AM, 2005:20) memberikan pengertian tentang belajar sebagai berikut :
Cronbach memberikan definisi “Learning is shown by a change in behavior as a result of experience”. Belajar adalah memperlihatkan perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari pengalaman.
Harold Spears memberikan batasan”Learning is to observe, to read, to initiate, to try something themselves, to listen, to follow direction”. Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti petunjuk/arahan.
Geoch, mengatakan “Learning is a change in performance as a result of practice”. Belajar adalah perubahan dalam penampilan sebagai hasil praktek.
Belajar didefinisikan sebagai perolehan kebiasaan, pengetahuan, dan sikap. Ini melibatkan cara-cara baru dalam melakukan sesuatu, dan itu beroperasi dalam upaya individu untuk mengatasi hambatan atau menyesuaikan diri dengan situasi baru. Ini mewakili perubahan progresif dalam perilaku. Itu memungkinkan dia memuaskan minat untuk mencapai tujuan.
Dari beberapa definisi tentang belajar di atas dapat disimpulkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik kalau si subjek belajar itu mengalami atau melakukannya sendiri apa yang mereka pelajari, jadi tidak bersifat verbalistik.
Belajar sebagai kegiatan individu yang sebenarnya merupakan rangsangan-rangsangan individu yang dikirim kepadanya oleh lingkungan. Sehingga dapat dikatakan bahwa terjadinya kegiatan belajar yang dilakukan oleh seorang individu dapat dijelaskan dengan memahami hubungan interaksi antara individu dan lingkungannya. Skinner.
Seperti yang dikutip Barlow (1985) dalam bukunya Educational Psychology: The Teaching-Learning Process (dalam Muhibbin Syah, 2003: 64) yang menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi (penyesuaian) tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Pendapat ini diungkapkan dalam pernyataan ringkasnya,  learning is ...a process of progressive behaviour adaptation.

Mengajar
Istilah belajar dan mengajar adalah dua peristiwa yang berbeda, akan tetapi antara keduanya terdapat suatu hubungan yang erat sekali. Bahkan antara keduanya terjadi kaitan dan interaksi satu sama lain. Antara kedua kegiatan itu saling mempengaruhi dan saling menunjang satu sama lain. Bagi kaum konstruktivis, mengajar bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru ke murid, melainkan suatu kegiatan yang memungkinkan siswa membangun sendiri pengetahuannya. Mengajar berarti partisipasi dengan pelajar dalam membentuk pengetahuan, membuat makna, mencari kejelasan, bersikap kritis, dan mengadakan justifikasi. Jadi, mengajar adalah suatu bentuk belajar sendiri.
Menurut Oemar Hamalik, mengajar memiliki beberapa definisi penting, diantaranya :
  1. Mengajar ialah menyampaikan pengetahuan kepada siswa didik atau murid di sekolah.
  2. Mengajar adalah mewariskan kebudayaan kepada generasi muda melalui lembaga pendidikan sekolah.
  3. Mengajar adalah usaha mengorganisasikan lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa.
  4. Mengajar atau mendidik itu adalah memberikan bimbingan belajar kepada murid.
  5. Mengajar adalah kegiatan mempersiapkan siswa untuk menjadi warga Negara yang baik sesuai dengan tuntutan masyarakat.
  6. Mengajar adalah suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari.


Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa, “ Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan kepada siswa guna membantu siswa menghadapi masalah yang terdapat pada kehidupan sehari-hari

C. Keterampilan-Keterampilan Mengajar
  1. Keahlian pertanyaan menyelidik
  2. ketrampilan menjelaskan
  3. ketrampilan membuka dan menutup pelajaran
  4. ketrampilan variasi stimulus
  5. keterampilan penguatan
  6. keterampilan manajemen kelas
  7. Keteampilam Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
  8. ketrampilan membimbing kelompok kecil dan perorangan
keterampilan ini disebut keterampilan inti karena penggunaannya yang luas dalam pengajaran di kelas

D. Tujuan Keterampilan Mengajar
Tujuan dari keterampilan dasar mengajar guru yaitu supaya guru atau tenaga pendidik dapat memahami  hakikat keterampilan dasar mengajar yang dapat dipratikkan di dalam kelas, mengidentifikasi jenis-jenis keterampilan dasar mengajar dan terampil menerapkan setiap jenis keterampilan dasar mengajar untuk meningkatkan kuaitas proses dan hasil pembelajaran.
Tujuan yang lain yaitu untuk membekali tenaga pendidik beberapa keterampilan dasar mengajar dan pembelajaran. Bagi calon tenaga pendidik hal ini akan memberi pengalaman mengajar yang nyata dan latihan sejumlah keterampilan dasar mengajar secara terpisah, sedangkan bagi calon tenaga pendidik hal ini dapat mengembangkan keterampilan dasar mengajarnya sebelum mereka melaksanakan tugas sebagai tenaga pendidik

E. Macam- Macam Keterampilan Mengajar

1. Keahlian pertanyaan menyelidik
Bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan berpikir. Dalam proses belajar mengajar, bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat akan memberikan dampak positif terhadap siswa

2. ketrampilan menjelaskan
Keterampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya.

3. Keterampilan Membuka Dan Menutup Pelajaran  Membuka pelajaran (set induction) ialah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan prokondusi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar. Sedangkan menutup pelajaran(closure) ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar. Usaha menutup pelajaran itu dimaksudkan untuk memberi gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari oleh siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar-mengajar

4. Ketrampilan variasi stimulus.
 Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga, dalam situasi belajar mengajar, siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi.

5. keterampilan penguatan
Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, apakah bersifat verbal ataupun non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan memberikan informasi atau umpan balik (feed back) bagi si penerima atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi

6. keterampilan manajemen kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar

7. Keteampilam Membimbing Diskusi Kelompok Kecil  Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah

8. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan Perorangan  Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu berkisar antara 3- 8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan.Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa maupun antara siswa dengan siswa.


Daftar Pustaka

Crawford, Alan. 2005. TEACHING AND LEARNING STRATEGIES FOR THE THINKING CLASSROOM. The International Debate Education AsAAssociatio

Crawford, Alan. 2005. TEACHING AND LEARNING STRATEGIES FOR THE
THINKING CLASSROOM. The International Debate Education Association
Departemen Pendidikan dan Pelatihan, 2005
Dharmaraj, Dr.William. 2015. LEARNING AND TEACHING B.Ed. I YEAR.
Department of Education Manonmaniam Sundaranar University, Tirunelveli

Noor, Ady Ferdian. 2013. Modul 1-4 Pengertian, Hakikat, dan Teori Belajar dan
Pembelajaran. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA

R.P.Pathak.2012.Teaching skill.Pearson Education.



Sumber ebook
https://translate.google.com/translate?hl=id&sl=en&u=https://www.researchgate.net/publication/277826724_The_principles_of_learning_and_teaching_PoLT&prev=search

https://www.researchgate.net/publication/277826724_The_principles_of_learning_and_teaching_PoLT

https://www.skillsyouneed.com/learn/teaching-skills.html